Kisah sukses bangun perpustakaan di Messah dengan Rp 60 juta

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah sukses bangun perpustakaan di Messah dengan Rp 60 juta
Pria ini kumpulkan Rp 60 juta dalam kurang dari 30 hari untuk membantu anak-anak di Pulau Messah membaca buku

Hanya 15 menit melalui feri dari Labuan Bajo, ada sebuah pulau kecil bernama Messah.

Di sana hidup sekitar 1.000 keluarga. Turis-turis yang mengunjugi tempat wisata di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, bahkan tak pernah mendengar pulau itu.

Di tempat terpencil itu, Zack Petersen pada Oktober 2014 berniat untuk mengumpulkan Rp 60 juta dalam 30 hari untuk membangun sebuah perpustakaan di Messah. Singkat kata, misinya berhasil.

Pria asal Iowa, Amerika Serikat, itu mendapatkan dana sebesar Rp.65.566.235 melalui situs crowdfunding kitabisa.com.

Zack juga menulis tentang kampanye di Rappler.com. Baca tulisannya di sini.

Sebelum membangun perpustakaan di Messah, Zack telah beberapa kali mengunjungi Pulau Komodo dalam lima tahun terakhir.

Bersama istrinya, Nila Tanzil, yang merupakan pendiri Taman Bacaan Pelangi, Zack ingin membangun perpustakaan untuk anak-anak di sana.

Tujuannya, agar anak-anak di Messah dapat memiliki mimpi yang setinggi-tingginya.

Zack pun bertemu dengan tim dari kitabisa.com yang mendukungnya mencari dana.

“Tim kitabisa.com sangat suportif dan membuat segalanya menjadi mudah,” kata Zack.

Menurut co-founder kitabisa.com Alfatih “Timmy” Timur, kampanye Zack sukses karena ia memiliki komunitas yang kuat dan bersedia membantu proyeknya.

Sebelumnya, Zack memang aktif dalam kegiatan sukarela dan pengumpulan relawan di Jakarta.

“Teman-teman di komunitasnya tidak hanya ikut menyumbang, tapi mereka juga bantu menyebarkan campaign ini,” tutur Timmy.

Selain itu, Timmy mengemukakan kepiawan Zack dalam membuat video kampanyenya yang kemudian juga menjadi faktor suksesnya kampanye ini.

“Videonya bagus, santai, dan to the point,” katanya.

Tak hanya menjadi taman bacaan bagi anak-anak setempat, perpustakaan di Messah juga sering kali menjadi tempat para relawan berbagi inspirasi.

“Saat ini sudah ada sekitar 25 orang yang datang ke perpustakaan di Messah. Di sana mereka berbincang, bermain, atau sekedar membacakan cerita untuk anak-anak,” tutur Zack.

Selanjutnya Zack berharap lebih banyak relawan, khususnya dari Jakarta, untuk dapat berkunjung ke Messah membuka wawasan anak-anak disana dengan memberikan inspirasi.

“Yang penting bukanlah soal uang, tapi soal kemauan untuk berbagi pengalaman,” kata Zack.

Selain itu Zack juga memiliki program beasiswa bagi anak perempuan di Messah yang kebanyakan mengalami putus sekolah. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!